Senin, 24 Februari 2014

Bapak kini telah tiada



Bapak kini telah tiada
24 Oktober 2013 pukul 17:22

Bapak bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi. Beliau hanyalah satu dari beberapa orang dikampungku yang pernah mengenyam pendidikan di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan meskipun tidak sampai tamat. Beliau seorang pekerja keras, ulet, disiplin dan jika sudah berkemauan untuk sesuatu, maka akan mempertahankannya. Keseharian beliau digunakan untuk bekerja di sawah, bersih-bersih rumah, berusaha Shalat Berjama’ah di Masjid, berjualan material (pasir, batu, bata dsb.), beternak sapi, terkadang juga memijat orang-orang yang sakit mulai dari penyakit ringan sampai penyakit dalam dan sejumlah aktivitas harian lainnya.

Tanggal 23 oktober 2013 kemarin bertepatan dengan hari lahirku yang tertulis di akte, Bapak menghembuskan nafas terakhirnya di usia 51 tahun di tempat terbaik didunia yakni Masjid dalam kondisi sedang mengumandangkan adzan. Berdasarkan keterangan saudara yang menemani di saat-saat terakhir dan para saksi mata, bahwa tatkala beliau sedang adzan dan sampai pada lafadz Asyhadu anna Muhammad...beliau sudah tidak mampu lagi melanjutkan kalimat Tauhid tersebut dan setelah itu beliau tergeletak sambil memegang kuat mikrofon dan akhirnya meninggal dunia. Allahu Akbar! Namun, saksi mata yang lain mengatakan bahwa bapak sudah selesai melafadzkan Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Kami sekeluarga beserta kerabat merasa heran dengan berita kematian tersebut. Sama sekali tidak ada tanda-tanda sakit, beliau sehat bahkan pagi harinya masih melakukan aktivitas memperbaiki mobil yang biasa digunakan untuk mengangkut material dan sebelum dhuhur beliau juga masih sempat membawa lamaran. Tak kuasa cucuran air matapun jatuh beruraian. Seseorang yang biasa mengkhawatirkan kondisi anak-anaknya kini telah menghadap Rabb-Nya. Dijemput malaikat maut ditempat dimana beliau mendedikasikan hidupnya. Di masjid yang dulu beliau merawatnya, mengecat sendiri pagarnya, mengelola lahan dan sawah masjid. TPQ Masjid Baitussalam pun kini telah berdiri dan sudah memulai kegiatan belajar mengajar yang dulu bapak sebagai Ketua Panitia pembangunannya.

Bapak merupakan seorang yang berwatak keras jika sudah memutuskan sesuatu. Beliau akan berusaha memegangnya sebisa mungkin. Seperti dalam kasus ketika hampir orang sekampung datang mendatangi acara tahlilan 3 hari, 7 hari, 40 hari dst. dalam kondisi sebenarnya mereka sebagian sudah tahu hukum acara tersebut, hanya karena ewuh pekewuh ra kepenak mereka tetap mendatangi. Bapak tetap tidak mau datang tahlilan meskipun yang meninggal adalah kakak iparnya ataupun saudara samping rumah. Beliau baru datang ketika acara selesai. Oleh karena itu, salah satu jama’ah masjid sekaligus teman bapak dari kecil mengatakan “Bapakmu kui ra gelem teko nang acara bid’ah Fik... ora peduli sopo seng ngundang. Kalo kita kan masih tidak enak jika tidak datang. Mungkin, karena keistiqomahan Bapakmu Allah taqdirkan meninggal dalam kondisi sedang adzan agar bisa dijadikan contoh.”

Beberapa bulan belakangan ini bapak biasa adzan Dhuhur dan Ashar meskipun sudah ada Muadzin tetap di masjid. Beliau melakukan hal tersebut sebagai wujud terimakasih kepada Allah karena sudah menyembuhkan penyakit batuknya. Sehari sebelumnya bapak sempat ngobrol denganku tentang Samurai peninggalan Jepang yang sedang beliau dan saudaranya dari luar kota cari. Siang itu wajah beliau tampak cerah dan sumringah tak seperti biasanya. Ternyata itulah wajah terakhir yang sempat kulihat sebelum beliau wafat.

Saya bersyukur kepada Allah yang telah mewafatkan beliau dalam kondisi sedang mengumandangkan adzan untuk mengajak orang lain beribadah di masjid. Semoga Allah mengampuni semua dosa Bapak, mengumpulkannya bersama para Syuhada’, Shiddiqin dan Auliya’, melapangkan kuburnya, menjauhkannya dari adzab kubur dan neraka, memasukkannya ke dalam golongan yang mendapat nikmat kubur dan menjadikannya sebagai ahlul jannah.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَاإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallaah, maka ia masuk Jannah (Surga). (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)

Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam pernah ditanya:
سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم (أي الأعمال أفضل ؟)
قال (الصلاة على وقتها
Amal apa yang paling utama (afdhol)? Beliau menjawab: Shalat tepat pada waktunya. (HR. Al Hakim)

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْمَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَالْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُدَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًامِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِوَعَذَابِ النَّارِ
Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia,lindungilah ia, dan maafkanlah ia. Muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya. Bersihkanlah ia dengan air, salju, dan air yang sejuk, danbersihkanlah ia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari kotoran. Gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat- serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan istri di dunia dengan istri yang lebih baik. Masukkanlah ia kedalam surga-Mu dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka. (HR. Muslim no. 963)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar