Bapak kini telah tiada
24 Oktober
2013 pukul 17:22
Bapak bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi.
Beliau hanyalah satu dari beberapa orang dikampungku yang pernah mengenyam
pendidikan di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan meskipun tidak
sampai tamat. Beliau seorang pekerja keras, ulet, disiplin dan jika sudah
berkemauan untuk sesuatu, maka akan mempertahankannya. Keseharian beliau
digunakan untuk bekerja di sawah, bersih-bersih rumah, berusaha Shalat
Berjama’ah di Masjid, berjualan material (pasir, batu, bata dsb.), beternak
sapi, terkadang juga memijat orang-orang yang sakit mulai dari penyakit ringan
sampai penyakit dalam dan sejumlah aktivitas harian lainnya.
Tanggal 23 oktober 2013 kemarin bertepatan dengan hari
lahirku yang tertulis di akte, Bapak menghembuskan nafas terakhirnya di usia 51
tahun di tempat terbaik didunia yakni Masjid dalam kondisi sedang
mengumandangkan adzan. Berdasarkan keterangan saudara yang menemani di
saat-saat terakhir dan para saksi mata, bahwa tatkala beliau sedang adzan dan
sampai pada lafadz Asyhadu anna Muhammad...beliau sudah tidak mampu lagi
melanjutkan kalimat Tauhid tersebut dan setelah itu beliau tergeletak sambil
memegang kuat mikrofon dan akhirnya meninggal dunia. Allahu Akbar! Namun, saksi
mata yang lain mengatakan bahwa bapak sudah selesai melafadzkan Asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah. Kami sekeluarga beserta kerabat merasa heran dengan
berita kematian tersebut. Sama sekali tidak ada tanda-tanda sakit, beliau sehat
bahkan pagi harinya masih melakukan aktivitas memperbaiki mobil yang biasa
digunakan untuk mengangkut material dan sebelum dhuhur beliau juga masih sempat
membawa lamaran. Tak kuasa cucuran air matapun jatuh beruraian. Seseorang yang
biasa mengkhawatirkan kondisi anak-anaknya kini telah menghadap Rabb-Nya.
Dijemput malaikat maut ditempat dimana beliau mendedikasikan hidupnya. Di
masjid yang dulu beliau merawatnya, mengecat sendiri pagarnya, mengelola lahan
dan sawah masjid. TPQ Masjid Baitussalam pun kini telah berdiri dan sudah memulai
kegiatan belajar mengajar yang dulu bapak sebagai Ketua Panitia pembangunannya.
Bapak merupakan seorang yang berwatak keras jika sudah
memutuskan sesuatu. Beliau akan berusaha memegangnya sebisa mungkin. Seperti
dalam kasus ketika hampir orang sekampung datang mendatangi acara tahlilan 3
hari, 7 hari, 40 hari dst. dalam kondisi sebenarnya mereka sebagian sudah tahu
hukum acara tersebut, hanya karena ewuh pekewuh ra kepenak mereka tetap
mendatangi. Bapak tetap tidak mau datang tahlilan meskipun yang meninggal
adalah kakak iparnya ataupun saudara samping rumah. Beliau baru datang ketika
acara selesai. Oleh karena itu, salah satu jama’ah masjid sekaligus teman bapak
dari kecil mengatakan “Bapakmu kui ra gelem teko nang acara bid’ah Fik...
ora peduli sopo seng ngundang. Kalo kita kan masih tidak enak jika tidak
datang. Mungkin, karena keistiqomahan Bapakmu Allah taqdirkan meninggal dalam
kondisi sedang adzan agar bisa dijadikan contoh.”
Beberapa bulan belakangan ini bapak biasa adzan Dhuhur
dan Ashar meskipun sudah ada Muadzin tetap di masjid. Beliau melakukan hal
tersebut sebagai wujud terimakasih kepada Allah karena sudah menyembuhkan
penyakit batuknya. Sehari sebelumnya bapak sempat ngobrol denganku tentang
Samurai peninggalan Jepang yang sedang beliau dan saudaranya dari luar kota
cari. Siang itu wajah beliau tampak cerah dan sumringah tak seperti biasanya.
Ternyata itulah wajah terakhir yang sempat kulihat sebelum beliau wafat.
Saya bersyukur kepada Allah yang telah mewafatkan
beliau dalam kondisi sedang mengumandangkan adzan untuk mengajak orang lain
beribadah di masjid. Semoga Allah mengampuni semua dosa Bapak, mengumpulkannya
bersama para Syuhada’, Shiddiqin dan Auliya’, melapangkan kuburnya,
menjauhkannya dari adzab kubur dan neraka, memasukkannya ke dalam golongan yang
mendapat nikmat kubur dan menjadikannya sebagai ahlul jannah.
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam bersabda:
مَنْ كَانَ
آخِرُ كَلَامِهِ لَاإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaaha Illallaah,
maka ia masuk Jannah (Surga). (HR. Abu Dawud dan Al Hakim)
Rasulullah shallahu ‘alaihi wasalam pernah ditanya:
سئل رسول
الله صلى الله عليه وسلم (أي الأعمال أفضل ؟)
قال (الصلاة
على وقتها
Amal apa yang paling utama (afdhol)? Beliau menjawab: Shalat
tepat pada waktunya. (HR. Al
Hakim)
اَللَّهُمَّ
اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ،
وَوَسِّعْمَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ
مِنَالْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ،
وَأَبْدِلْهُدَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ،
وَزَوْجًا خَيْرًامِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ
عَذَابِ الْقَبْرِوَعَذَابِ النَّارِ
Ya Allah, ampunilah dosa-dosanya, kasihanilah ia,lindungilah
ia, dan maafkanlah ia. Muliakanlah tempat kembalinya, lapangkan kuburnya.
Bersihkanlah ia dengan air, salju, dan air yang sejuk, danbersihkanlah ia dari
segala kesalahan, sebagaimana Engkau telah membersihkan pakaian putih dari
kotoran. Gantilah rumahnya -di dunia- dengan rumah yang lebih baik -di akhirat-
serta gantilah keluarganya -di dunia- dengan keluarga yang lebih baik, dan
istri di dunia dengan istri yang lebih baik. Masukkanlah ia kedalam surga-Mu
dan lindungilah ia dari siksa kubur atau siksa api neraka. (HR. Muslim no. 963)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar